Dalam rangkaian Hari Kanker Sedunia 2021, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) didukung oleh MS Glow menggelar webinar bagi kalangan milenial untuk meningkatkan kepedulian dan pencegahan dini terhadap penyakit kanker, khususnya tiga jenis kejadian kanker pada wanita di Indonesia yaitu kanker payudara, kanker serviks dan kanker kolorektal.
“Screening deteksi dini itu perlu dan melakukan pencegahan supaya tidak terjadi kanker.” kata Dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD, KHOM dalam acara Webinar ‘Milenials Care for Cancer: Peduli & Cegah Kanker Sejak Dini’ pada hari Selasa (23/2).
Penting jika melakukan deteksi dini pada kanker karena persentase kesembuhan akan jauh lebih besar.

“Angka kesembuhan pada mereka yang didiagnosis stadium 1 dan stadium 2 itu bisa mencapai 81 persen, sedangkan pada yang lanjut (stadium 3 dan 4) hanya sekitar 26 persen, jadi semakin dini terdiagnosis semakin baik,” kata dr. Nadia.
Tidak hanya dr. Nadia, Wakil Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Murniati Widodo AS, pun menjelaskan mengenai faktor penyebab kanker, “Hanya 5 sampai 10% kanker yang diakibatkan oleh faktor genetika, sedangkan selebihnya disebabkan oleh lingkungan dan pola hidup.”

“MS Glow memahami bahwa tingginya kasus kanker baru dan kematian akibat kanker disebabkan salah satunya oleh keterlambatan penanganan karena kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat untuk mencegah dan mendeteksi kanker sejak dini,” kata Shandy Purnamasari, Foundernya MS Glow.
Kanker Payudara
Menurut GLOBOCAN 2020, di Indonesia terdapat 65.858 kasus baru kanker payudara, dengan jumlah kematian akibat kanker payudara sebanyak 22.430 kasus.
Dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD, KHOM menjelaskan, “Kebanyakan pasien kanker datang pada stadium lanjut, padahal jika kanker dideteksi dini maka tingkat kesembuhannya akan semakin tinggi. Untuk itu, masyarakat, termasuk generasi milenial perlu mengetahui cara mendeteksi dini. Misalnya, untuk deteksi dini kanker payudara, bisa melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) serta tes USG atau tes mammografi, dan kanker leher rahim dengan tes papsmear. Lebih penting lagi adalah mencegah terjadinya kanker sejak usia muda dengan pola hidup sehat, tidak makan-makanan yang diolah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, dan berolah raga secara teratur.”
Dr. Nadia menambahkan, ciri-ciri yang perlu diwaspadai pada payudara adalah jika terdapat benjolan pada bagian dalam bagian dalam payudara (bisa menempel atau tidak), tidak bergerak, keluarnya cairan dari puting payudara, hingga terjadi hal yang tidak biasa pada kulit payudara, seperti ruam, kulit payudara tertarik dan bersisik, baik pada area sekitar payudara atau pada puting.

Kanker Serviks
Data Globocan 2020 menunjukkan di Indonesia ditemukan 36.633 kasus baru kanker serviks dengan jumlah kematian sebanyak 21.003 kasus. Kanker serviks menempati peringkat kanker tertinggi kedua pada perempuan di Indonesia.
“Kanker serviks diakibatkan oleh virus human papilloma virus (HPV), dimana perjalanannya memakan waktu 10 hingga 20 tahun sejak terkena virus melalui tahapan-tahapan. Dalam kurun waktu tersebut, setiap perempuan perlu melakukan deteksi dini, jika kelainan ditemukan pada tahap lesi prakanker, pengobatan mudah dan efektif. Dengan demikian tidak akan sampai terjadi kanker serviks, maka ancaman kematian yang disebabkan kanker serviks dapat dicegah. Upaya pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan IVA atau PAP Smear dan atau HPV test,” ucap dr. Nadia.
Kanker Kolorektal
Menurut data GLOBOCAN 2020, angka kejadian kanker kolorektal di Indonesia tahun 2020 mencapai 34.189 kasus.
“Gaya hidup sangat mempengaruhi potensi terjadinya kanker. Mulai sekarang, tidak merokok, lakukan aktivitas fisik, berolah raga, terapkan pola makan yang sehat dengan mengurangi asupan karbohitrat, gula, maupun lemak, perbanyak sayur dan buah,” kata dr. Nadia
“Skrining kanker kolorektal dapat menyelamatkan jiwa melalui deteksi dini prakanker dan kanker sehingga dapat disembuhkan. Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan feses darah samar,” ujarnya lagi.