Tahun ini, kembali diluncurkan Trend Forecast 2021/2022. Hasil riset tersebut diluncurkan oleh Kemenparekraf/ Baparekraf melalui Deputi Kebijakan Strategis. Peluncuran ini bertempat di Grand Ballroom, Grand Hyatt Jakarta, pada Kamis (8/4/2021).


Riset Fashion Trend ini berisi panduan dan inspirasi dalam bentuk, desain, warna, hingga ilustrasi yang sesuai dengan selera pasar yang akan datang ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pelaku industri, desainer, maupun akademisi di bidang desain fashion.

Buku Fashion Trend 2021/2022 ini adalah edisi ketiga dan merupakan bagian dari Trend Forecasting yang sejak 4 (empat) tahun terakhir diluncurkan rutin hampir setiap tahunnya. Dengan mengangkat tema “New Beginning”, buku Fashion Trend 2021/2022 merupakan hasil riset trend  fashion yang disusun oleh tim Indonesia Trend Forecast.

Tim Indonesia Trend Forecasting sendiri adalah adalah tim riset dan pengembangan kolaboratif yang terdiri dari para ahli, praktisi, dan akademisi berpengalaman di industri kreatif Indonesia, yang didukung juga oleh berbagai asosiasi profesi dari berbagai bidang seperti fashion (Indonesia Fashion Chamber), desain interior (Himpunan Desainer Interior Indonesia), desain produk (Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia), tekstil (Komunitas Tekstil ITB), serta grafis (Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual Indonesia).

Riset fashion trend ini melibatkan peneliti dari berbagai bidang seperti ekonomi, demografi, antropologi, lingkungan hidup, teknologi informatika, dan tentu saja desainer serta akademisi.  Riset ini digarap sangat serius dengan melibatkan tim dari berbagai bidang keilmuan. Berbagai asosiasi desainer juga turut ambil bagian, dan tentu saja masukan dari beberapa perguruan tinggi.


Deputi Kebijakan Strategis, R. Kurleni Ukar menyatakan, “Pengumpulan data dilakukan baik langsung dari lapangan, menelaah data dari berbagai sumber, lalu diolah menjadi suatu pendekatan strategis yang dapat diimplementasikan. “


Pada tahun keempat peluncuran Fashion Trend yang dikomando oleh Kemenparekraf ini, ada situasi yang berbeda. Pandemi Covid-19 tentu telah banyak mengubah pola hidup masyarakat tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Indonesia. Pandemi Covid-19 pun memberikan pukulan telak bagi perekonomian khususnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.


“Kami mencoba memberikan rujukan beserta semangat dan optimisme kepada seluruh pelaku di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif salah satunya melalui peluncuran trend forecast ini,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga S. Uno. Sandiaga menambahkan, ke depannya akan ada wadah bagi fashion desainer, untuk berinteraksi satu sama lain dan dengan pelaku kreatif lainnya.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia ditargetkan untuk menjadi Pusat Fashion Muslim di dunia. Target ini akan sangat mungkin dicapai melihat tren ekspor fashion muslim kita terus tumbuh hingga menduduki peringkat 3 (tiga) negara pengekspor fashion muslim terbesar.


Setidaknya, potensi ini mulai terlihat saat kini subsektor fashion menjadi subsektor kedua tertinggi dengan kontribusi sebesar 18 persen pada 2019. Subsektor ini juga menyerap lebih dari 4,4 juta tenaga kerja pada 2019. Dari sisi ekspor, industri fashion juga tak kalah bersaing dengan komoditas ready to wear yang paling mendominasi. Jawa Barat menjadi provinsi paling produktif dalam menyumbangkan ekspor fashion ini ke luar negeri. Hal ini menggambarkan bahwa industri ini tengah tumbuh dan memiliki potensi luar biasa kedepan.


Bagi Anda yang ingin mengetahui isi dari buku Fashion Trend 2021/2022  dapat mendownload-nya di https://bit.ly/ebooktrenditf2122

Artikulli paraprakNina Nugroho Solution-Isa Meilia: Tips Membeli Properti
Artikulli tjetërUpcycling dan Corporate Uniform Kesempatan Baru Industri Fashion di Masa Pandemi