5 sekolah fashion merilis karya siswa-siswinya dalam uji kemampuan mereka menerjemahkan desain keberlanjutan lewat Ali Charisma Fashion Show Virtual Sustainable and Charity pada 26-28 Februari 2021.
Dalam usia bumi yang sudah berlangsung 4.543 miliar tahun, sudah banyak luka bumi yang menganga dan butuh remedi (penyembuhan). Ini tiada lepas dari masifnya industrialisasi yang mengakibatkan limbah serta pencemaran, tanah, air, udara.
Tak terkecuali pula industri fashion, yang dianggap sebagai kontributor terbesar kedua di dunia dengan volume yang terus meningkat. Fashion trend yang sangat cepat, kuantitas produksi yang tinggi dan harga produk yang rendah memang mendorong peningkatan konsumsi masyarakat pada produk fashion yang tidak berkelanjutan.
Beban berat bumi ini perlu diperingan, kendati tidak mengorbankan pertumbuhan (growing). Jadilah pola yang coba menyeimbangkan planet, profit, dan people secara harmoni. Meraih keuntungan tak mesti dengan membuat luka bumi makin parah.
Alhasil, memanfaatkan momentum pelepasan terhadap memorabilia Ali Charisma selama 22 tahun berkarya, dalam peragaan busana yang bertajuk “Sustainability & Charity Event”, secara virtual, para siswa dari sekolah-sekolah mode ternama Indonesia pun memapar desain indah dan unggul namun dengan bahan, eksplorasi kultural negeri maupun isu mondial, dan dalam pengertian ekonomi berkelanjutan.
5 Unjuk Kebolehan
Mahasiswa Program Studi Desain Mode, FSRD, Institut Seni Indonesia Denpasar mempersembahkan busana dengan sentuhan natural dyeing, tekstil tradisional yang ramah lingkungan hasil kreativitas para perajin lokal, dan mengedepankan zero waste, yang seluruhnya berlandaskan pada ide pemantik kearifan lokal Indonesia. “Apa yang kami lakukan merupakan bentuk upaya kami untuk menunjukkan kasih kami pada bumi,” ujar Ketua Prodi Desain Mode FSRD, Institut Seni Indonesia Denpasar, Dr. Tjok Istri Ratna C.S.
Program Studi Desain Produk dan Bisnis Fesyen Universitas Ciputra Surabaya mempersembahkan video konsep bertemakan “ECOCREATE” yang menampilkan video dan karya desain produk fashion yang mengangkat isu-isu dan menampilkan ide-ide baru mengenai sustainable fashion. Melalui karya dan video tersebut, diharapkan kesadaran dan wawasan masyarakat mengenai fashion sustainability sehingga dapat bersama-sama ikut berperan serta dan berkontribusi dalam mempraktikkan konsep sustainable fashion.
Bahkan ESMOD Jakarta mengklaim, sejak 2011 telah melakukan beberapa project pada kurikulumnya, namun pada saat itu lebih banyak menekankan pada aspek recycle, yang diterapkan pada beberapa event.
Kini, mereka merasa perlu melakukan edukasi kepada generasi muda untuk tidak sekadar mendaur ulang, namun juga melakukan proses yang bersifat sustainable dari hulu ke hilir melalui hal yang bersifat sederhana, seperti: Menerapkan school culture berupa reduce paper dalam bentuk task submission secara online; Bekerjasama dengan perusahaan yang menggunakan bahan alami/recycled fibers; implementasi zero waste pattern; Upcycling project, yang diangkat juga pada kompetisi tahunan FAV bertema “Deco Reco” yang mengolah barang lama menjadi produk baru; Extension brand final project student IFB sudah mulai ada kesadaran menjadikan sustainable sebagai basis produk yang dihasilkan.
Desain Produk Mode Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta (IKJ), juga sepakat dengan gerakan sustainable fashion. Dalam berkarya kreatif pun harus peduli dan empati dengan sesama manusia maupun dengan alam ini.
IMB (Istituto di Moda Burgo) Indonesia selaku partner dari Indonesia Fashion Chamber maupun tempat Ali Charisma menjadi mentor program Fashion Entrepreneur, turut berpartisipasi dengan mempersembahkan rekaman video atas pementasan Chairman IFC National ini dalam Sustainable and Charity-nyasebagai apresiasi tertinggi dalam gambar selama bertahun-tahun.
Para calon desainer Indonesia masa depan ini telah mempelajari dan mengamalkan pola praktik ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan. Jenis busana women ready-to-wear, women luxury design and women modern couture serta dikemas pula karya art wear, tak akan surut dalam kreativitas, meski dibekali oleh ide pola konsumsi yang ramah lingkungan dan tidak mencederai bumi lebih lanjut. Ibaratnya, bertanam kesadaran para generasi muda desainer, akan memetik “konsumsi sehat” soal busana di masa depan.
Teks: W/H; Foto: Ist.