SMKN 4 Balikpapan tampil pada gelaran Front Row Paris 2023 di The Westin Vendome (2/9) berkolaborasi dengan BBPPMVP Bisnis dan Pariwisata.

Penampilan SMKN 4 Balilikpapan diwakili oleh Meidifa Maulidiya dan Nur Fadia Fildzah, siswi kelas XII Jurusan Tata Busana. 

Koleksi yang dibawakan mengambil tema Harukareh. Harukareh berasal dari bahasa Ngaju yang disebut juga sebagai Biaju. Bahasa biaju adalah sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Barito Raya yang dituturkan oleh suku Ngaju dan berasal dari daerah aliran sungai Kapuas, Kahayan, Katingan, dan Mentaya di Kalimantan.

Harukareh terdiri dari dua suku kata yaitu Haru (Baru) dan Kareh (Depan). Sehingga dapat diartikan menjadi “Masa depan yang baru”, judul Harukareh dalam koleksi kali ini menggambarkan harapan masa depan baru dalam budaya Kalimantan. Hal ini sejalan dengan pembangunan Ibu Kota baru Negara Indonesia di wilayah Kalimantan Timur dengan harapan yang lebih baik untuk Negara tercinta, Indonesia.

“Harukareh menggambarkan semangat untuk terus bertumbuh, berkembang, dengan semangat kebaruan menghadapi masa depan yang lebih cemerlang,” kata Meidifa.

“Awalnya saya senang menggambar desain baju-baju anime. Lalu, saya masuk Jurusan Tata Busana. Kemudian saya dipilih pihak sekolah untuk membuat desain Harukareh. Tidak menyangka dan senang banget,” ujar Meidifa gembira.

Kegembiraan tersebut pun terasa oleh Fadia. Bersama-sama dengan Meidifa, Fadia pun ikut serta dalam mendesain, menentukan tema koleksi, dan menjahit baju-baju untuk fashion show dan pameran.

“Senang banget dan tidak menyangka bisa tembus go international. Benar-benar rezeki yang mungkin tidak akan terulang lagi,” kata Fadia.

Salah satu sumber ide Harukareh berasal dari pohon hayat yang menjadi symbol IKN Nusantara. Selain itu, Harukareh juga memaknai kehidupan suku Dayak di Borneo dengan kehidupannya yang menyatu dengan hutan Kalimantan.

Koleksi hadir dengan banyak memakai warna cokelat, abu-abu, kuning, dan maroon sebagai terjemahan dari warna-warni kehidupan di hutan.

Sedangkan bahan yang digunakan kain lurik diambil untuk memperkuat unsur wastra. Sedangkan motif Kluwung menggambarkan pelangi yang merupakan keajaiban alam dan tanda kebesaran Tuhan Sang Pencipta. Sementara motif udan liris yang artinya hujan gerimis, karena hutan Kalimantan sering turun hujan tanpa mengenal musim.

Dalam koleksi yang ditampilkan juga terdapat aksen quilting dibeberapa tempat untuk menyesuaikan musim yang terjadi di Eropa.

Dengan koleksi ini, SMKN 4 Balikpapan dan BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata berharap HaruKareh dapat menampilkan potensi serta keelokan budaya Kalimantan Timur yang sebentar lagi akan menjadi Ibukota Negara.

Artikulli paraprakButtonscarves Beauty Tampil di London Fashion Week SS24
Artikulli tjetërAyumi Kembali Tampil di NYFW