Persiapan pembelajaran PTM bagi orang tua. Saat ini pemerintah Indonesia tengah menjalankan PTM Terbatas 100 di tengah ancaman Omicron yang sedang bergejolak. Apa saja yang harus orang tua ketahui dan bagaimana menyikapinya?

Edukasi keluarga Indonesia mengenai tata cata dan syarat pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas (PTM Terbatas), termasuk beragam persiapannya, seperti vaksinasi pada anak serta peran dan sikap orang tua terkait izin pelaksanaan PTM Terbatas 100% dibahas dalam Webinar Ruang Keluarga SoKlin Antisep yang diselenggarakan oleh SoKlin Antisep, detergen + protection (disinfektan) yang 99,99% efektif membunuh virus Corona produksi Wings Care, bertajuk “PTM di Tengah Kasus Omicron yang Beranjak Naik, Bagaimana Orang Tua Menyikapinya?”

Pelaksanaan PTM tersebut dilakukan untuk menghindari fenomena learning loss yang berpotensi terjadi akibat pembelajaran secara daring yang berkepanjangan. Pemerintah sendiri sudah menyiapkan regulasi terkait protokol kesehatan yang cukup ketat. Namun, hal tersebut masih membuat sebagian orang tua khawatir terkait dengan aktivitas belajar tatap muka di sekolah karena para siswa masih menghadapi resiko terpapar virus akibat interaksi secara fisik.

Webinar yang diadakan pada 21 Januari 2022 lalu ini menghadirkan pembicara Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd, selaku Direktur Sekolah Dasar, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen Kemendikbud, Dokter Spesialis Anak dr. Lucia Nauli Simbolon, M.Sc, Sp.A, dan Psikolog Anak Samantha Elsener, M.Psi.

Sejatinya, pemerintah menyadari akan pentingnya kesehatan, namun pendidikan juga merupakan hal yang penting. “Pendidikan kalau sudah ketinggalan, mengejarnya susah, tidak main-main. Secara nasional kualitas pendidikan kita sudah tertinggal, bahkan masih ada anak-anak yang belum bisa membaca, ditambah dengan pandemi lagi. PTM adalah jawaban untuk mengejar ketertinggalan, tapi tetap prokes, prokes, dan prokes,” ujar Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd.

Pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan hak perlindungan kepada peserta didik, agar mereka sehat dan selamat. “Prioritas sehat dan selamat untuk para peserta didik PTM Terbatas 100%, ingat terbatas ya, apalagi di sekolah yang berada pada zona level 3, itu masih harus bergiliran masuk sekolah atau blended learning,” tegasnya.

Sri juga menyampaikan bahwa PTM Terbatas ini bersifat adaptif, sehingga pemerintah akan mengikuti perkembangan kasus virus Corona. Sri menegaskan bahwa tidak boleh ada diskriminasi terhadap anak-anak yang menjalankan PTM dan PJJ. “Jika PJJ, tentunya kita membutuhkan porsi peranan orang tua yang lebih besar ya,” katanya menerangkan mengenai persiapan pembelajaran PTM.

dr. Lucia Nauli Simbolon, M.Sc, Sp.A, pada kesempatan yang sama, mengatakan,  “kondisi kesehatan anak dipengaruhi oleh multi-faktor ya, mulai dari asupan bergizi dan seimbang, minum yang cukup, prokes, serta vaksinasi berbagai penyakit.”

dr. Lucia juga menjelaskan bahwa akibat infeksi Covid-19 pada anak, kini terdapat kondisi yang disebut MIS-C (Multisystem Inflammatory Syndrome in Children). Hal ini merupakan kondisi di mana banyak organ tubuh yang mengalami peradangan pada anak yang sebelumnya terkena Covid-19. Keluhannya pun beragam mulai dari ringan ke berat, seperti demam, nyeri, sulit bernafas, kebiruan atau pucat, yang dapat menyebabkan kondisi kritis hingga dapat menyebabkan anak meninggal dunia. “Terdapat sekitar 0,14% anak yang dinyatakan MIS-C, sedikit ya sepertinya, tapi jangan sampai anak terkena, akan sedih sekali,” ujarnya menambahkan.

“Varian virus corona terus bermutasi. Meskipun data pastinya belum lengkap untuk Omicron, namun yang jelas pemberian vaksinasi Covid-19 91% efektif mencegah terjadinya kejadian MIS-C pada anak. Oleh kerenanya, kita harus merubah gaya hidup menjadi lebih bersih dan sehat,” ujarnya lagi.

Sedangkan menurut Psikolog Anak Samantha Elsener, M.Psi, tingkat stress anak dan ibu berada di level 56% dan beranjak naik ke level 95% di 6 bulan awal pandemi. Hal tersebut tentunya mempengaruhi kesehatan mental anak, seperti tingkat konsentrasi rendah dan motivasi belajar yang turun selama PJJ berlangsung.

Samantha juga menjelaskan dua tips agar orang tua dan anak dapat lebih tenang menjalani kehidupan sehari-hari di kondisi sekarang. Yang pertama adalah dengan memberikan angka penilaian terhadap suatu hal yang dikhawatirkan, dilanjutkan dengan instropeksi diri dan keadaan, ditambah dengan mengatur pernafasan (inhale dan exhale). Tips kedua adalah dengan menulis dua hal yang benar; satu hal negatif dan satu hal positif, boleh berupa kekhawatiran dan keyakinan. “Ada virus Omicron yang berbahaya namun saya pasti mampu melewatinya, begitu contohnya”, ungkapnya mengenai persiapan pembelajaran PTM. Dengan menulis, otak manusia menyerap lebih dalam apa yang ditulisnya.

Pada webinar “PTM di Tengah Kasus Omicron yang Beranjak Naik, Bagaimana Orang Tua Menyikapinya?” ini, Samantha juga menyampaikan cara mengurangi kekhawatiran ketika anak PTM, selain informasi di atas, Samantha juga membeberkan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para moms, seperti mempersiapkan prokes yang perlu dibawa anak ke sekolah, membiasakan mendengarkan cerita anak, berkoordinasi dengan pihak sekolah, serta tidak mudah untuk terhasut hoaks/gosip.

Artikulli paraprakSebastian Gunawan dan Cristina Panarese Menghadirkan 39 Set Koleksi Imlek
Artikulli tjetër4 Tips Meningkatkan Self Love Untuk Hidup yang Lebih Bahagia