Wening tak henti berkreasi. Horizonnya yang luas semakin memantapkan temanya MIXING, coba mengharmonikan Shibuya yang warna-warni dengan batik Cirebon tiga dimensi.
Tiada yang mampu menggambarkan rasa ria dengan warna. Kepolosan kadang menjemukan karena hilangnya permainan. Ekspresi kadang perlu ditampakkan, agar sinyal itu nyambung antarkomunikan.
Pilihan warna pada Wening sangat boleh jadi merupakan ekspresi dirinya. Alih-alih menyimpannya dalam diri, Ia pun ingin menebarkan perayaan ceria ini lewat besutan busana yang bergaya feminin-dramatis.
Kali ini Wening hendak memadukan dua kultur yang sama cerianya, kendati beda dalam gradasi keramaian. Batik pasisiran Cirebon yang selama ini ceria oleh embusan pantai, ia mixing dengan kesan plesirannya saat di junction atau perempatan Shibuya, Negeri Sakura.
Shibuya yang mencakup Harajuku, adalah tempat ekspresi kultural anak-anak muda Jepang dengan keberaniannya memixing warna maupun menggunting pola busana. Keramaian menjadi tak semata anonim karena Shibuya juga memberikan ruang bagi Masjid Cami’i, berdampingan dengan kuil-kuil, mal atau pusat perbelanjaan besar yang melengkapi keanekaragaman dan toleransi.
Sempurnalah busana Wening dalam paduan motif warna-warna pastel, softpink, broken white, softgreen, grey yang menerakan diri dalam kain modern viscose, dolby, cotton, tule, sifon. Namun internasionalisasi ini tak jadi kebablasan berkat batik Cirebon 3 dimensi yang tak sekadar aksentuasi.
Wastra nusantara ini menjadi pengikat dan dirigen atas orkestrasi warna maupun komplemen kain, dalam pola cutting asimetris maupun pleats (plisket) atau tumpuk.
Busana berkategori modest, dan sangat pas dipadukan dengan komplemen simbol muslimah-muda-bergaya ini melenggang. Ceria dalam tampilan, dan akan semakin beraura lagi bila sang user berpendar jiwa dan aksi positifnya.
Satu lagi yang mungkin tak tampak namun sangat penting, Wening memilih bahan-bahan yang eco-friendly berkat bahan polimer organik pada viscose yang bisa terdaur ulang. Isu lingkungan pun bisa dibawa oleh para desainer demi mengurangi polusi bahan di bumi yang kian rapuh ini.
Teks: W/H; Foto: Tim Wening