Sisi keanggunan busana syar’i sebagai benchmark Lina Sukijo terus dipertahankan, namun ia berkreasi pada pengayaan warna.
Setidaknya, itulah yang dibawa desainer asal Bata mini saat membawakan peragaan busana terbarunya panggung busana Sustainable and Ethical Fashion Show, dalam Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF 6th), Jakarta Conventional Centre, 15 November 2019.
Busana longgar Lina masih berbahan dasar ceruti, serta aplikasi paduan bahan seperti semiwol, dan katun combad.
Lina tetap bersetia dengan gaya Victorian, sebuah gaya modest yang dikembangkan oleh para bangsawan Inggris yang mendambakan busana yang bernuansa moralitas kalangan atas.
Agar busana itu tak tampil monoton, Lina menyajikan pleats atau lipitan, agar muncul aksentuasi.
Alhasil, kendati kali ini ia menyajikan warna-warna tanah, yang bernuansa kecokelatan,
Warna-warna ini menjadi glowing atau bersinar. Tak heran bila ia menamakan temanya kali ini Éclat, kata dari bahasa Prancis yang maknanya adalah bersinar.
Warna tanah Lina pada busana Lina yang bergaya klasik ini pun tampil shining,berkat dukungan warna metalik, gold, yang membawa pada unsur kemewahan.
Semua busana Lina berciri khimar yang menutup rapat kepala hingga dada, serta blus panjang yang berukuran lebar, sebagaimana busana muslim pada umumnya.
Teks: Wakhid; Foto: Ade Oyot